Senin, 02 November 2009

Memisahkan Bandwidth Lokal dan International menggunakan Mikrotik part3

Perubahan dari versi sebelumnya:
1. Proses mangle berdasarkan address-list
2. Pemisahan traffic Indonesia dan overseas lebih akurat

Semakin berkembangnya konten Internet lokal di Indonesia telah memberikan peluang bisnis baru dalam industri Internet di Indonesia. Saat ini banyak Internet Service Provider(ISP) yang menawarkan paket bandwidth lokal atau IIX yang lebih besar dibandingkan bandwidth Internet Internasional, hal ini seiring dengan semakin banyaknya pengelola RT-RW Net yang mampu menyediakan layanan koneksi Internet yang lebih terjangkau bagi lingkungan sekitarnya.

Permasalahan umum yang terjadi pada jaringan RT-RW Net adalah masalah pengaturan bandwidth. Pada umumnya pengelola RT-RW Net akan kesulitan pada saat ingin memisahkan antara traffic lokal dengan traffic internasional karena umumnya jaringan RT-RW Net hanya menggunakan static routing, berbeda dengan ISP yang mampu membangun jaringan yang lebih komplek menggunakan protocol routing BGP sehingga ISP dapat dengan mudah memisahkan antara traffic local dan internasional.

Untuk memisahkan traffic lokal dengan traffic internasional tersebut RT-RW Net dapat dengan mudah menggunakan PC Router + Sistem Operasi Mikrotik, Mikrotik sebenarnya adalah linux yang sudah di buat sedemikian rupa oleh pengembangnya sehingga sangat mudah diinstall dan di konfigur dengan banyak sekali fitur dan fungsi. Untuk lebih lanjut mengenai mikrotik dapat dilihat pada situs webnya http://www.mikrotik.com/ atau http://www.mikrotik.co.id/
Berikut adalah sekenario jaringan dengan Mikrotik sebagai router


Gambar 1. Sekenario Jaringan

Penjelasan:

1. Mikrotik Router dengan 2 Network Interface Card (NIC) Ether1 dan Ether3, dimana Ether1 adalah Ethernet yang terhubung langsung ke ISP dan Ether3 adalah Ethernet yang terhubung langsung dengan jaringan 192.168.2.0/24
2. Bandwidth dari ISP misalnya 256Kbps internasional dan 1024Kbps lokal IIX
3. Komputer 192.168.2.4 akan diberi alokasi bandwidth 128Kbps internasional dan 256Kbps lokal IIX

Untuk memisahkan antara traffic lokal IIX dengan traffic internasional caranya adalah dengan menandai paket data yang menuju atau berasal dari jaringan lokal IIX menggunakan mangle. Pertanyaannya bagaimana caranya Mikrotik bisa mengetahui paket tersebut menuju atau berasal dari jairngan lokal IIX?

Jawabannya adalah dengan mengambil data dari http://lg.mohonmaaf.com/

karena http://lg.mohonmaaf.com sudah tidak aktif maka data dapat diambil dari:


Pilih Query dengan men-cek-list BGP dan klik Submit


Gambar 2. Hasil Query http://lg.mohonmaaf.com untuk perintah “show ip bgp”

Fungsi dari http://lg.mohonmaaf.com adalah sebagai fasilitas looking glass jaringan lokal yang dikelola oleh PT. IDC , terima kasih kepada Bapak Johar Alam yang telah menyediakan layanan tersebut.

Dari hasil query tersebut selanjutnya simpan sebagai text files untuk selanjutnya dapat diolah dengan menggunakan spreadsheet contohnya Ms. Excel untuk mendapatkan semua alamat Network yang diadvertise oleh router-router BGP ISP lokal Indonesia pada BGP router IDC atau National Inter Connection Exchange (NICE).

Pada penjelasan versi-2 dokumen ini saya menggunakan teknik langsung memasukkan daftar ip blok ke /ip firewall mangle, dengan teknik ini saya harus memasukkan dua kali daftar ip yang didapat dari router NICE ke /ip firewall mangle.

Cara lain yang lebih baik adalah dengan memasukkan daftar ip blok dari router NICE ke /ip firewall address-list dengan demikian maka pada /ip firewall mangle hanya terdapat beberapa baris saja dan pemisahan traffic Indonesia dan overseas dapat lebih akurat karena mangle dapat dilakukan berdasarkan address-list saja.

Lebih jelasnya adalah sbb:
Selanjutnya buat script berikut untuk dapat diimport oleh router Mikrotik

/ ip firewall address-list
add list=nice address=58.65.240.0/23 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.65.242.0/23 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.65.244.0/23 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.65.246.0/23 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.145.174.0/24 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.147.184.0/24 comment=”” disabled=no
add list=nice address=58.147.185.0/24 comment=”” disabled=nodst…

untuk mendapatkan script diatas dapat melalui URL berikut:

URL diatas secara online akan melakukan query ke router NICE dari http://lg.mohonmaaf.com/

CATATAN:

Karena lg.mohonmaaf.com tidak dapat diakses maka utk daftar ip local dapat di ambil dari



yang datanya dari looking glass DatautamaNet

dari hasil URL diatas copy lalu paste ke mikrotik dengan menggunakan aplikasi putty.exe ssh ke ipmikrotik tersebut, caranya setelah di copy teks hasil proses URL diatas lalu klik kanan mouse pada jendela ssh putty yang sedang meremote mikrotik tersebut. Cara ini agak kurang praktis tetapi karena jika script diatas dijadikan .rsc ternyata akan bermasalah karena ada beberapa baris ip blok yang saling overlap sebagai contoh:

\… add address=222.124.64.0/23 list=”nice”
[datautama@router-01-jkt] > /ip firewall address-list \
\… add address=222.124.64.0/21 list=”nice”

address ranges may not overlap

dimana 222.124.64.0/21 adalah supernet dari 222.124.64.0/23 artinya diantara dua blok ip tersebut saling overlap, sehingga pada saat proses import menggunakan file .rsc akan selalu berhenti pada saat menemui situasi seperti ini.

Sampai saat ini saya belum menemukan cara yang praktis utk mengatasi hal tersebut diatas.Kalau saja kita bisa membuat address-list dari table prefix BGP yang dijalankan di mikrotik maka kita bisa mendapatkan address-list dengan lebih sempurna.

Selanjutnya pada /ip firewall mangle perlu dilakukan konfigurasi sbb:

/ ip firewall mangle
add chain=forward src-address-list=nice action=mark-connection \new-connection-mark=mark-con-indonesia passthrough=yes comment=”mark all \indonesia source connection traffic” disabled=no
add chain=forward dst-address-list=nice action=mark-connection \new-connection-mark=mark-con-indonesia passthrough=yes comment=”mark all \indonesia destination connection traffic” disabled=no
add chain=forward src-address-list=!nice action=mark-connection \new-connection-mark=mark-con-overseas passthrough=yes comment=”mark all \overseas source connection traffic” disabled=no
add chain=forward dst-address-list=!nice action=mark-connection \new-connection-mark=mark-con-overseas passthrough=yes comment=”mark all \overseas destination connection traffic” disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=mark-con-indonesia action=mark-packet \new-packet-mark=indonesia passthrough=yes comment=”mark all indonesia \traffic” disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=mark-con-overseas action=mark-packet \new-packet-mark=overseas passthrough=yes comment=”mark all overseas \traffic” disabled=no
Langkah selanjutnya adalah mengatur bandwidth melalui queue simple, untuk mengatur bandwidth internasional 128Kbps dan bandwidth lokal IIX 256Kbps pada komputer dengan IP 192.168.2.4 dapat dilakukan dengan contoh script sbb:

/ queue simple
add name=”harijant-indonesia” target-addresses=192.168.2.4/32 \
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none packet-marks=indonesia \
direction=both priority=8 queue=default/default limit-at=0/0 \
max-limit=256000/256000 total-queue=default disabled=no
add name=”harijanto-overseas” target-addresses=192.168.2.4/32 \
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none packet-marks=overseas \
direction=both priority=8 queue=default/default limit-at=0/0 \
max-limit=128000/128000 total-queue=default disabled=no
Script diatas berarti hanya komputer dengan IP 192.168.2.4 saja yang di batasi bandwidthnya 128Kbps internasional (overseas) dan 256Kbps lokal IIX (indonesia) sedangkan yang lainnya tidak dibatasi.

Hasil dari script tersebut adalah sbb:

Gambar 3. simple queue untuk komputer 192.168.2.4

Dengan demikian maka komputer 192.168.2.4 hanya dapat mendownload atau mengupload sebesar 128Kbps untuk internasional dan 256Kbps untuk lokal IIX.

Untuk mengujinya dapat menggunakan bandwidthmeter sbb:

Gambar 4. Hasil bandwidth meter komputer 192.168.2.4 ke lokal ISP


Gambar 5. Hasil bandwidth meter ke ISP internasional


Dengan demikian berarti Mikrotik telah berhasil mengatur pemakaian bandwidth internasional dan lokal IIX sesuai dengan yang diharapkan pada komputer 192.168.2.4.

Pada penjelasan versi-3 ini proses mangle terhadap traffic “overseas” dapat lebih akurat karena menggunakan address-list dimana arti dari src-address=!nice adalah source address “bukan nice” dan dst-address=!nice adalah destination address “bukan nice”.

Sehingga demikian traffic “overseas” tidak akan salah identifikasi, sebelumnya pada penjelasan versi-2 traffic “overseas” bisa salah indentifikasi karena traffic “overseas” di definisikan sbb
add connection-mark=mark-con-indonesia action=mark-packet new-packet-mark=indonesia chain=prerouting comment=”mark indonesia”add packet-mark=!indonesia action=mark-packet new-packet-mark=overseas chain=prerouting comment=”mark all overseas traffic”
packet-mark=!indonesia artinya “packet-mark=bukan paket Indonesia”, padahal “bukan paket Indonesia” bisa saja paket lainnya yang telah didefinisikan sebelumnya sehingga dapat menimbulkan salah identifikasi.

Adapun teknik diatas telah di test pada router mikrotik yang menjalankan NAT , jika router mikrotik tidak menjalankan NAT coba rubah chain=prerouting menjadi chain=forward.
Untuk lebih lanjut mengenai pengaturan bandwidth pada Mikrotik dapat dilihat pada manual mikrotik yang dapat didownload pada


Script diatas dapat diimplementasikan pada Mikrotik Versi 2.9.27 , untuk versi mikrotik sebelumnya kemungkinan ada perbedaan perintah.Reference:

Hotspot Mikrotik part2

Begitu mudahnya untuk menggunakan mikrotik. Konsep networking yang sudah anda pahami akan sangat mudah di implementasikan di operating sistem router yang berbasis kepada linux kernel ini. Kali ini kita akan praktekan sebuah judul yang banyak di nanti orang banyak. Judul yang di ambil adalah, membuat hotspot dan user manager dengan router yang sama.
Langkah pertama adalah sbb :

1. Buat sebuah server Radius/ radius add service=hotspot address=127.0.0.1 secret=123456

2. Buat profile dan set profile tersebut untuk menggunakan Radius Server/ ip hotspot profile set hsprof1 use-radius=yes

3. Membuat scriber/ tool user-manager customer add login="MikroTik" password="qwerty" permissions=owner

4. Tambahkan Router kita dalam hal ini localhost./ tool user-manager router add subscriber=MikroTik ip-address=127.0.0.1 shared-secret=123456

5. Lalu silahkan browser ke http://routeranda/userman

Tutorial Step By Step Setting Mikrotik part1

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi linux yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hostspot.

Ada pun fitur2 nya sbb:

* Firewall and NAT – stateful packet filtering; Peer-to-Peer protocol filtering; source and destination NAT; classification by source MAC, IP addresses (networks or a list of networks) and address types, port range, IP protocols, protocol options (ICMP type, TCP flags and MSS), interfaces, internal packet and connection marks, ToS (DSCP) byte, content, matching sequence/frequency, packet size, time and more…

* Routing – Static routing; Equal cost multi-path routing; Policy based routing (classification done in firewall); RIP v1 / v2, OSPF v2, BGP v4

* Data Rate Management – Hierarchical HTB QoS system with bursts; per IP / protocol / subnet / port / firewall mark; PCQ, RED, SFQ, FIFO queue; CIR, MIR, contention ratios, dynamic client rate equalizing (PCQ), bursts, Peer-to-Peer protocol limitation

* HotSpot – HotSpot Gateway with RADIUS authentication and accounting; true Plug-and-Play access for network users; data rate limitation; differentiated firewall; traffic quota; real-time status information; walled-garden; customized HTML login pages; iPass support; SSL secure authentication; advertisement support

* Point-to-Point tunneling protocols – PPTP, PPPoE and L2TP Access Concentrators and clients; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; MPPE encryption; compression for PPPoE; data rate limitation; differentiated firewall; PPPoE dial on demand

* Simple tunnels – IPIP tunnels, EoIP (Ethernet over IP)

* IPsec – IP security AH and ESP protocols; MODP Diffie-Hellman groups 1,2,5; MD5 and SHA1 hashing algorithms; DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256 encryption algorithms; Perfect Forwarding Secrecy (PFS) MODP groups 1,2,5

* Proxy – FTP and HTTP caching proxy server; HTTPS proxy; transparent DNS and HTTP proxying; SOCKS protocol support; DNS static entries; support for caching on a separate drive; access control lists; caching lists; parent proxy support

* DHCP – DHCP server per interface; DHCP relay; DHCP client; multiple DHCP networks; static and dynamic DHCP leases; RADIUS support

* VRRP – VRRP protocol for high availability

* UPnP – Universal Plug-and-Play support

* NTP – Network Time Protocol server and client; synchronization withGPS system

* Monitoring/Accounting – IP traffic accounting, firewall actions logging, statistics graphs accessible via HTTP

* SNMP – read-only access

* M3P – MikroTik Packet Packer Protocol for Wireless links and Ethernet

* MNDP – MikroTik Neighbor Discovery Protocol; also supports Cisco Discovery Protocol (CDP)

* Tools – ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dynamic DNS update tool

Layer 2 connectivity:

* Wireless – IEEE802.11a/b/g wireless client and access point (AP) modes; Nstreme and Nstreme2 proprietary protocols; Wireless Distribution System (WDS) support; virtual AP; 40 and 104 bit WEP; WPA pre-shared key authentication; access control list; authentication with RADIUS server; roaming (for wireless client); AP bridging

* Bridge – spanning tree protocol; multiple bridge interfaces; bridge firewalling, MAC

* VLAN – IEEE802.1q Virtual LAN support on Ethernet and wireless links; multiple VLANs; VLAN bridging

* Synchronous – V.35, V.24, E1/T1, X.21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco HDLC, Frame Relay line protocols; ANSI-617d (ANDI or annex D) and Q933a (CCITT or annex A) Frame Relay LMI types

* Asynchronous – s*r*al PPP dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; onboard s*r*al ports; modem pool with up to 128 ports; dial on demand

* ISDN – ISDN dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; 128K bundle support; Cisco HDLC, x75i, x75ui, x75bui line protocols; dial on demand

* SDSL – Single-line DSL support; line termination and network termination modes+


Instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC yang akan dijadikan router dan tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.

Berikut spec_minimal nya :

* CPU dan motherboard – bisa dgn P1 ~ P4, AMD, cyrix asal yang bukan multi-prosesor

* RAM – minimum 32 MiB, maximum 1 GiB; 64 MiB atau lebih sangat dianjurkan, kalau mau sekalian dibuat proxy , dianjurkan 1GB… perbandingannya, 15MB di memori ada 1GB di proxy..

* HDD minimal 128MB parallel ATA atau Compact Flash, tidak dianjurkan menggunakan UFD, SCSI, apa lagi S-ATA (mungkin nanti Ver. 3.0)

* NIC 10/100 atau 100/1000


Untuk keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.
Lebih lengkap bisa dilihat di www.mikrotik.com. Meskipun demikian Mikrotik bukanlah free software, artinya kita harus membeli licensi terhadap segala fasiltas yang disediakan. Free trial hanya untuk 24 jam saja.

Kita bisa membeli software MikroTik dalam bentuk “licence” di CITRAWEB, UFOAKSES, PC24 (atau download cracknya, he he he …) yang diinstall pada HardDisk yang sebelumnya download/dibuat MikroTik RouterOS ISO kekeping CD atau disk on module (DOM). Jika kita membeli DOM tidak perlu install tetapi tinggal pasang DOM pada slot IDE PC kita.

Langkah-langkah berikut adalah dasar-dasar setup mikrotik yang dikonfigurasikan untuk jaringansederhana sebagai gateway server.

1. Langkah pertama adalah install Mikrotik RouterOS pada PC atau pasang DOM.

2. Login Pada Mikrotik Routers melalui console :

MikroTik v2.9.39

Login: admin
Password: (kosongkan)

Sampai langkah ini kita sudah bisa masuk pada mesin Mikrotik. User default adalah admin dan tanpa password, tinggal ketik admin kemudian tekan tombol enter.

3. Untuk keamanan ganti password default

[admin@Mikrotik] > password

old password: *****
new password: *****
retype new password: *****

[admin@ Mikrotik] >

4. Mengganti nama Mikrotik Router, pada langkah ini nama server akan kita ganti menjadi“r-WLI” (bebas, disesuaikan dengan nama jaringan kita…)

[admin@Mikrotik] > system identity set name=r-WLI

[admin@r-WLI] >

5. Melihat interface pada Mikrotik Router

[admin@r-WLI] > interface print

Flags: X – disabled, D – dynamic, R – running

# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R ether1 ether 0 0 1500
1 R ether2 ether 0 0 1500

[admin@r-WLI] >

6. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 192.168.0.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local kita dengan IP 172.16.0.1

[admin@r-WLI] > ip address add address=192.168.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether1

[admin@r-WLI] > ip address add address=172.16.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether2

7. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan

[admin@r-WLI] >ip address print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.63 ether1
1 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 ether2
[admin@r-WLI] >

8. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah 192.168.0.254
[admin@r-WLI] > /ip route add gateway=192.168.0.254

9. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers
[admin@r-WLI] > ip route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf
# DST-ADDRESS PREF-SRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE
0 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 ether2
1 ADC 192.168.0.0/26 192.168.0.1 ether1
2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.0.254 ether1
[admin@r-WLI] >

10. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar
[admin@r-WLI] > ping 192.168.0.254
192.168.0.254 64 byte ping: ttl=64 time

11. Setup DNS pada Mikrotik Routers
[admin@r-WLI] > ip dns set primary-dns=192.168.0.10 /
allow-remoterequests=no
[admin@r-WLI] > ip dns set secondary-dns=192.168.0.11 /
allow-remoterequests=no

12. Melihat konfigurasi DNS
[admin@r-WLI] ip dns> pr
primary-dns: 192.168.0.10
secondary-dns: 192.168.0.11
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 21KiB
[admin@r-WLI] ip dns>

13. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain
[admin@r-WLI] > ping yahoo.com
216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet lossround-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms[admin@r-WLI] >
Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.

14. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.
[admin@r-WLI]> ip firewall nat add action=masquerade /
outinterface=ether1 chain:srcnat
[admin@r-WLI] >

15. Melihat konfigurasi Masquerading
[admin@r-WLI]ip firewall nat print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade
[admin@r-WLI] >

Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi MikroTik Router sebagai Gateway server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox yang bisa didownload dari MikroTik.com atau dari server mikrotik kita.

Misal Ip address server mikrotik kita 192.168.0.1, via browser buka http://192.168.0.1 dan download WinBox dari situ.Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :

1. Buat IP address pool/ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.0.10-172.16.0.20

2. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client Pada contoh ini networknya adalah 172.16.0.0/24 dan gatewaynya 172.16.0.1/ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1

3. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface ether2 )/ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool

4. Lihat status DHCP server
[admin@r-WLI] > ip dhcp-server pr
Flags: X – disabled, I – invalid
# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP
x dhcp1 ether2 dhcp_pool1 4w2d yes
[admin@r-WLI] >
Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih dahulu pada langkah 5.

5. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya/ip dhcp-server enable 0
Kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti sudah aktif.

6. Tes Dari client

Run dari Comman Prompt

Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.

C:\Documents and Settings\EsDat>ping www.yahoo.com

Pinging www.yahoo-ht3.akadns.net [69.147.114.210] with 32 bytes of data:

Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=34ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=24ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=41ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=29ms TTL=59

Ping statistics for 69.147.114.210:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 24ms, Maximum = 41ms, Average = 32ms

7. Untuk bandwith controller, bisa dengan sistem simple queue ataupun bisa dengan mangle

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer01 /
interface=ether2 target-address=172.16.0.1/24 max-limit=65536/131072

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer02 /
interface=ether2 target-address=172.16.0.2/24 max-limit=65536/131072

dan seterusnya…
lengkap nya ada disini
www.mikrotik.com/docs/ros/2.9/root/queuelinux-ip.net/articles/Traffic…/overview.htmlluxik.cdi.cz/~devik/qos/htb
www.docum.org/docum.org/docs

Referensi :
www.mikrotik.com
www.mikrotik.com/docs/ros/2.9